Senin, 08 April 2013

Yayang: Di Kayong Utara Semua Orang Bersaudara

Temui Jalian, Raja Sapta Bawa Pesan OSO dan Cornelis

Yayang: Di Kayong Utara Semua Orang Bersaudara

Raja Sapta berbincang dengan Jalian di kediamannya
Sukadana – Temperatur panas Pilkada Kayong Utara masih menguapkan ketidakpuasan pasangan No. 1 Jalian-Hamdan Harun.
Untuk meredam suasana Sukadana agar tetap kondusif, Raja Sapta Sermando mendatangi kediaman Jalian di Desa Pangkalan Buton, Kecamatan Sukadana, Selasa (2/4) pukul 09.00 WIB.
Raja Sapta tak lain dari putra pertama DR H Oesman Sapta Odang (OSO), itu membawa pesan ayahnya dan juga Gubernur Cornelis. Dapat dimaklumi, Sukadana adalah tanah kelahiran OSO dan juga masa kecil Cornelis, agar tidak rebut apalagi rusuh.
Raja Sapta yang akrab disapa Yayang, kemarin ditemani seseorang mengendarai mobil mewah warna hitam, langsung bertemu dan berbincang dengan Jalian di ruang tengah rumahnya.
Perbincangan terbuka pula buat keluarga dan sejumlah pendukung Jalian, dan terlibat aktif dalam perbincangan dengan Raja Sapta. Dan suasana pertemuan pun tampak cair, jauh dari ketegangan. Lebih terasa suasana silaturahmi yang akrab dan kekeluargaan. Satu per satu warga datang dan bersalaman dengan Yayang.
Perbincangan Raja dan Jalian lumayan lama. Tentu membahas situasi Kayong Utara pascapemilukada yang digelar 28 Maret lalu. Termasuk pula menyinggung situasi keamanan dan ketertiban yang terusik. Mereka berbincang dihadiri dan didengarkan wartawan yang duduk di ruang tamu.
Usai silaturahmi Raja Sapta Sermando dengan Jalian, tuan rumah tampaknya menerima baik kunjungan putra tokoh asal Sukadana itu. Sekitar pukul 11.00, wartawan Rakyat Kalbar menyambangi Jalian di kediamannya.
“Beliau datang bermaksud baik. Jika tidak puas dengan hasil Pemilukada, beliau minta kepada saya agar menuntut secara hukum seperti ke MK (Mahkamah Konstitusi). Yang disampaikannya itu juga merupakan pesan dari ayah beliau Bapak Oesman Sapta dan Pak Cornelis (Gubernur Kalbar),” tutur Jalian kepada Rakyat Kalbar.
Jalian membenarkan, bahwa Raja Sapta juga mempertanyakan soal isu SARA yang belakangan ini beredar marak lewat short message service (SMS). Bahkan, diakui Jalian, Raja juga melihatkan kepadanya isi SMS tersebut.
“Tegas saya katakan, bahwa isu SARA itu tidak benar. Dan itu bukan dari saya dan juga tim. Bahkan, kami juga mengecam isu yang dimainkan oleh orang tak bertanggung jawab itu. Pendukung saya memang terdiri dari berbagai etnis tetapi semuanya harmonis dan cinta damai,” ungkap Jalian.
Diakui Jalian, gerakan massa pendukungnya ke Panwaslu dan KPU beberapa hari belakangan tidak lain sebagai wujud protes dugaan kecurangan Pemilukada. Salah satunya money politic.

Semua orang Kayong bersaudara

Setelah pertemuan silaturahmi dengan Jalian, Raja Sapta Sermando mengatakan tujuannya menemui Jalian memang untuk kepentingan masyarakat Kayong Utara.
“Di Kayong Utara tidak ada orang lain, semuanya adalah saudara. Jadi kalau terjadi keributan apalagi bentrok fisik, yang rugi justru kita sendiri. Jangan sampai Kayong Utara ini seperti Paloppo yang bakar-bakaran. Kita yang rugi, sementara orang di luar sana tertawa,” tegasnya meyakinkan.
Kayong Utara, kata Yayang, adalah kampong halamannya. Dia merasa ikut bertanggung jawab jika kampungnya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Terlebih, tambahnya, Kayong Utara ini daerah otonomi baru yang sedang memulai membangun.
“Menjadikan Kayong Utara tidak mudah, jadi kita semua harus berpikir dewasa sebelum bertindak. Jangan sampai ada pertikaian karena semuanya keluarga,” tutup Raja Sapta.
Sementara itu, H Hildi Hamid tetap beraktivitas seperti biasa seperti tak terusik dengan panasnya situasi politik pascapencoblosan yang memenangkan pasangannya.
Dikunjungi di kediamannya siang kemarin, Hildi terlihat ngobrol ringan bersama sejumlah timnya. Dia agak mengurangi komentar, dan hanya minta masyarakat Kayong Utara tenang dan tidak mudah terpancing isu-isu yang memperkeruh suasana.
Terkait pelaksanaan rapat pleno KPU pada hari ini, Hildi hanya mengutus tim untuk menghadiri rapat rekapitulasi penghitungan suara.

Reporter: Kamiriludin, Editor: Mohamad iQbaL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar