Temukan “Pulau Dewata” di Alam Kayong Utara
Kombinasi
wisata alam, sejarah, bahari dan budaya menjadikan Kayong Utara tampil
berbeda dalam menarik wisatawan mendukung Visit Kalbar 2010. Keramahan
masyarakat sebagai bagian budaya timur menjadi penentu kesuksesan
pengembangan wisata. Pergeseran konsep wisata dunia yang kembali pada
alam (Back to Nature) akan ditemukan di Kayong Utara.
BANYAK
alam yang indah di negeri ini. Tapi hanya beberapa bagian dari
keindahan itu yang mampu menjadi daya magnet wisatawan dunia.
Keanekaragaman budaya yang lestari, bahari, alam yang sehat, keramahan
masyarakat, serta sarana informasi yang mendukung menjadi salah satu
kunci suksesnya mendorong wisata dunia.
Didukung dengan beragam situs sejarah dari pra
sejarah, sisa kolonial Portugis, Inggris, Belanda, Jepang serta sisa
masa kerajaan yang ada, menjadikan Kayong Utara mempunyai daya tarik
tersendiri di mata wisatawan mancanegara. Apalagi, binatang langka yang
dilindungi yakni orangutan, menjadi ciri khas dari kelengkapan Taman
Nasional Gunung Palung. TNGP ini juga menjadi buah bibir dunia dengan
sejuta misteri kelengkapannya flora dan faunanya, dibalik kemampuan
menyediakan oksigen yang setara untuk 50 kota sebesar New York.
Keindahan
alam dan keanekaragaman budaya, dengan latar belakang Taman Nasional
Gunung Palung serta hamparan sawah yang menyejukkan mata dapat anda
temukan di Kecamatan Sukadana, persisnya mengunjungi Desa Sedahan.
Masyarakat yang berprofesi sebagai petani di desa ini memanfaatkan
saluran irigasi dari air gunung. Desa
Sedahan Jaya dan sekitarnya, anda tak hanya menemukan situs cagar
budaya, maupun prasejarah. Keharmonisan masyarakat setempat bersama
masuknya budaya Bali dan Jawa, menjadi satu catatan penting.
Masyarakat Kayong Utara asli pada umumnya adalah Melayu. Tetapi,
suku bangsa Madura, Bugis, Jawa dan Bali hidup berdampingan dengan
harmonis. Budaya mereka juga berkembang. Salah satunya warga
Transmigrasi asal Bali. Saat anda mengunjungi Desa Sedahan dan
sekitarnya ini, tanpa sadar seakan anda melihat miniature Pulau Dewata
di Kayong Utara. Masyarakat
Bali yang umumnya hidup sebagai petani, sehari-hari juga menjalankan
ritual keyakinan yang mereka anut. Sejumlah pura umat Hindu dapat anda
lihat secara dekat. Mereka menjalankan keyakinan menyesuaikan dengan
adat dan kebiasaan masyarakat setempat. Melihat dari dekat bagaimana
aktivitas masyarakat Sedahan, pengunjung bisa bertanya dengan warga.
Pertanyaan anda akan dijawab dengan ramah, tanpa curiga. Hamparan
persawahan dan tanaman buah-buahan yang mengelilingi pedesaan ini
menjadikan sebuah gambaran kearifan lokal masyarakat memperlakukan alam.
Pemandangan gunung yang menjulang tinggi dengan pohon-pohon besar merupakan penyedia air untuk persawahan. Dari sawah inilah, masyarakat setempat hidup dan menjadi penyedia pangan bagi pesisir Selatan Kalbar.
Tak
hanya melihat dari dekat aktivitas masyarakat asli Sukadana dan
Transmigrasi asal Bali, lengkap dengan tempat-tempat peribadatan mereka.
Pada desa berdekatan, warga transmigrasi Jawa juga tinggal dengan
aktivitas sebagai petani. Keanekaragaman budaya ini menjadi salah satu
ciri khas bagi pengembangan wisata di Bali. Jika anda sudah menginjakkan
kaki di desa beragam budaya ini, tak salah mengunjungi ujung desa ini. Di
ujung jalan, anda akan menemukan sebuah proyek irigasi yang disebut
dengan Dam Begasing. Proyek irigasi ini dibangun pada era orde baru.
Sebagian masih dimanfaatkan masyarakat setempat untuk mengairi
persawahannya. Tampungan air di “Dam Begasing” ini merupakan aliran dari
pegunungan di TNGP. Tak jauh dari lokasi ini, terdapat camp penelitian
Cabang Panti. Pada lokasi itulah sejumlah peneliti luar negeri
mencurahkan perhatian mereka meneliti flora dan fauna Taman Nasional
Gunung Palung, mereka itu ada juga dari Harvard University dan
lain-lain.
Untuk
mencapai Desa Sedahan dan sekitarnya, dari Sukadana hanya sekitar 7
kilometer. Lokasinya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda
empat. Sekali anda mengunjungi wisata Kayong Utara, kenangan indah tak
akan terlupakan.**
SUMBERhttp://disbudpar.kalbarprov.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar